Bukan gaji yang kurang, tapi pengaturan keuangan yang sering kali nggak seimbang
Bagi seorang karyawan, awal bulan itu adalah hari-hari yang sangat ditunggu. (Saya sih dulu gitu.. hehe...)
Nungguin gaji 4-5juta, habis itu besok langsung ludes bayar cicilan sana sini.
Nah, kalau sehari langsung ludes, berarti ada yang salah. Salahnya dimana? Coba Anda perhatikan ini ketika gaji masuk ke rekening maka sering kali yang dilakukan adalah:
1. Pengeluaran ntuk kebutuhan sehari-hari
2. Pengeluatan untuk bayar utang
3. Nabung (kalau ada sisa)
Ini menurut survey. Ada yang ngerasa?
Kalau ada, mulailah tobat hehehe...
Lalu apa yang harus dilakukan? Sebenanrnya sama saja sih. Bagi-bagi uang, tapi dengan konsep yang sedikit berbeda.
Sang Guru mengajarkannya begini:
"Ten, kalau ente terima duit, entah gaji atau hasil bisnis, maka jadilah seorang yang bermental kaya."
"Maksudnya suhu?"
"Maksudnya, cashflow keuanganmu harus cashflow orang kaya. Bagi pengeluaran ente jadi 4 pengeluaran."
1. Pengeluaran buat zakat dan sedekah
2. Pengeluaran buat utang
3. Pengeluaran buat investasi
4. Pengeluaran buat kebutuhan sehari-hari.
"Hmmm... kenapa kebutuhan sehari-hari disimpan paling terakhir suhu?" Saya sedikit heran.
"Karena pengeluaran kebutuhan sehari-hari adalah pengeluaran yang paling fleksibel." Jawab Sang Guru singkat.
"Udah lakuin aja Ten. Nggak usah protes! Suatu saat ente bakal paham ketika ente melakukannya." Sang Guru langsung bicara ketika melihat saya ingin nanya.
"Baik guru!" Jawab saya penuh semangat.
Begitulah... dan memang ketika saya melakukannya, saya merasa lebih optimal dalam mengatur keuangan.
0 comments:
Post a Comment